Tahun berganti tahun setelah anak mereka besar muncul ketakutan bahwa si anak memiliki cacat pada otak sehingga memiliki kekurangan di dalam berpikir dan bermain bersama dengan anak-anak yang lain. Tetapi keluarga tersebut tetap bersyukur akan anak mereka. Mereka tetap dengan tulus memberikan perhatian dan kasih yang baik untuk anak mereka.
Ketika si anak telah menginjak usia 7 tahun, dia melihat teladan orang tuanya yang setiap pagi bangun cepat untuk menyediakan hidangan bagi keluarga mereka. Dia ingin berbuat sesuatu untuk menunjukkan cintanya kepada orang tuanya. Dia menggoreng telur dengan minyak makan yang sangat banyak. Dan hasilnya adalah telur yang gosong yang mirip dengan tepung gosong. Dia membangunkan kedua orang tuanya yang masih tidur pulas, dan memberikan makanan tersebut kepada orang tuanya. Si ibu dan ayahnya bangun mencicipi makanan yang dibuat anaknya dengan tidak merasa miris. Mereka dengan tulus memakan masakan anak mereka dan mengatakan makanan yang mereka makan adalah makanan terlezat yang mereka makan. Dengan lahap mereka makan makanan yang dibuat anak mereka. Setelah mereka selesai memakan makanan yang dibuatkan anak mereka, mereka memeluk si anak dengan erat, tanpa henti mereka mengucap syukur kepada Tuhan.
Hidup adalah memberi dan melayani. Kekuatan terbesar adaslah ketulusan dan kasih......